Monday, September 26, 2011

TUJUAN PEMBELAJARAN IPA DALAM BENTUK KOMPETENSI


Disusun oleh: asri novianti, risma fembrianti dan fetik rahayu 
Yogyakarta State University
MAKALAHPENILAIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN IPA
TUJUAN PEMBELAJARAN IPA
DALAM BENTUK KOMPETENSI
Dosen:Prof. Sukardjo





Disusunoleh:
1.      AsriNovianti                          09312241001
2.      RismaFembriyanti                  09312241009
3.      FetikRahayu                           09312241013




PROGRAM STUDIPENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DANILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERIYOGYAKARTA
2011


BABI
PENDAHULUAN

A.      LATARBELAKANG
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagaikumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengankurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa “IPA berhubungan dengan cara mencaritahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulanpengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsipsaja tetapi juga merupakansuatu proses penemuan”. Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifatempirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alamtersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual.Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA sebagai proses diperlukan untukmenciptakan pembelajaran IPA yang empirik dan faktual. Hakikat IPA sebagai prosesdiwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih ketrampilan prosesbagaimana cara produk sains ditemukan.
Ketrampilan proses dalam pembelajaran IPA meliputiketrampilan dasar dan ketrampilan terintegrasi. Kedua ketrampilan ini dapatmelatih siswa untuk menemukan dan menyelesaikan masalah secara ilmiah untukmenghasilkan produk-produk IPA yaitu fakta, konsep, generalisasi, hukum danteori-teori baru.Sehingga perlu diciptakan kondisi pembelajaran IPA yang dapatmendorong siswa untuk aktif dan ingin tahu.
Pembelajaran merupakan kegiatan investigasi terhadappermasalahan alam di sekitarnya. Setelah melakukan investigasi akan terungkapfakta atau diperoleh data. Data yang diperoleh dari kegiatan investigasitersebut perlu digeneralisir agar siswa memiliki pemahaman konsep yang baik.Untuk itu siswa perlu di bimbing berpikir secara induktif. Selain itu, padabeberapa konsep IPA yang dilakukan, siswa perlu memverifikasi dan menerapkansuatu hukum atau prinsip. Sehingga siswa juga perlu dibimbing berpikir secaradeduktif. Kegiatan belajar IPA seperti ini, dapat menumbuhkan sikap ilmiahdalam diri siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA meliputibeberapa aspek yaitu faktual, keseimbangan antara proses dan produk, keaktifandalam proses penemuan, berfikir induktif dan deduktif, serta pengembangan sikapilmiah.
Pelaksanaan pembelajaran IPA seperti diatas dipengaruhioleh tujuan apa yang ingin dicapai melalui pembelajaran tersebut. Tujuanpembelajaran IPA telah dirumuskan dalam kurikulum yang sekarang ini berlaku diIndonesia. Kurikulum yang sekarang berlaku di Indonesia adalah KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam kurikulum KTSP selain dirumuskantentang tujuan pembelajaran IPA juga dirumuskan tentang ruang lingkuppembelajaran IPA, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan arah pengembanganpembelajaran IPA untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran danindikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.

B.       TUJUAN
1.     menjelaskanperbedaan antara standar kompetensi lulusan dengan  standar kompetensi dan antara standar  kompetensi dengan kompetensi dasar;
2.     menjabarkankompetensi dasar menjadi indikator pencapaian hasil belajar;
3.     menjelaskanhubungan antara kompetensi pembelajaran dengan penilaian hasil belajar IPA;
4.     menyebutkantaksonomi kompetensi  pembelajaran padaaspek kognitif, baik dimensi proses kognitif maupun dimensi pengetahuan;
5.     menjelaskankompetensi pembelajaran aspek afektif dan aspek psikomotor.









BABII
PENBAHASAN

A.      Perbedaanantara Standar Kompetensi Lulusan dengan Standar Kompetensi dan antara StandarKompetensi dengan Kompetensi Dasar
1.     Standar Kompetensi Lulusan
Standar KompetensiLulusan (SKL) adalah kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik agardapat lulus dari suatu jenis dan jenjang pendidikan. Standar kompetensi lulusanyang meliputi standar kompetensilulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah,  standar kompetensi lulusan minimal kelompokmata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran IPA.
Standar kompetensilulusan  satuan pendidikan (skl-sp)SMP/MTS/SMPLB*/paket B:
a.      Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuaidengan tahap perkembangan remaja
b.     Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri
c.      Menunjukkan sikap percaya diri
d.     Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalamlingkungan yang lebih luas
e.      Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras,dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional
f.      Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungansekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif
g.     Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis,kreatif, dan inovatif
h.     Menunjukkan kemampuan belajar secara mandirisesuai dengan potensi yang dimilikinya
i.       Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkanmasalah dalam kehidupan sehari-hari
j.       Mendeskripsi gejala alam dan sosial
k.     Memanfaatkan lingkungan  secara bertanggung jawab
l.       Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalamkehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuandalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
m.   Menghargai karya seni dan budaya nasional
n.     Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuanuntuk berkarya
o.     Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, danmemanfaatkan waktu luang
p.     Berkomunikasi dan berinteraksi secaraefektif  dan santun
q.     Memahami hak dan kewajiban diri dan orang laindalam pergaulan di masyarakat
r.       Menghargai adanya perbedaan pendapat
s.      Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskahpendek sederhana
t.       Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara,membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana
u.     Menguasai pengetahuan yang diperlukan untukmengikuti pendidikan menengah
(Sukardjo, 2011: 16).
Standar KompetensiLulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedomanpenilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik.
Standar KompetensiLulusan tersebut meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikandasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran,dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 23 Tahun 2006 menetapkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk SatuanPendidikan Dasar dan Menengah.

Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP)meliputi:
a.      SD/MI/SDLB/PaketA
b.     SMP/MTs./SMPLB/PaketB
c.      SMA/MA/SMALB/PaketC
d.     SMK/MAK.
Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) dikembangkanberdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan, yakni:
a.      PendidikanDasar, yang meliputi SD/MI/SDLB/Paket A dan SMP/MTs./SMPLB/Paket B bertujuan:Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, sertaketerampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
b.     PendidikanMenengah yang terdiri atas SMA/MA/SMALB/Paket C bertujuan: Meningkatkankecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untukhidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
c.      PendidikanMenengah Kejuruan yang terdiri atas SMK/MAK bertujuan: Meningkatkan kecerdasan,pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiridan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya

2.     Standar Kompetensi
Standar Kompetensi (SK) adalahtujuan pembelajaran secara umum. SK tidak boleh diubah (sesuai kurikulum).Namun boleh ditambah kalau tidak ada. Penulisannya pun disesuaikan denganperaturan yang ada (Enggar, 20011).
SK peserta didik dalam suatu matapelajaran dijabarkan dari SKL lulusan, yakni kompetensi-kompetensi minimal yangharus dikuasai lulusan tertentu (Dwi Purnomo, 2010: 4).
StandarKompetensi (SK) mata pelajaran adalah ukuran tertentu yang dipakai sebagai patokanoleh guru tentang kemampuan yang harus dikuasai dan dapat dilakukan pesertadidik setelah mengikuti proses pembelajaran suatu materi pokok mata pelajaranIPA. Definisi standar kompetensi sangat bervariasi, akan tetapi selalu berisikata kunci sama. Berikut definisi lain standar kompetensi:
a.        Kemampuan padaaspek kognitif, afektif, atau psikomotor yang diharapakan dikuasai dan  didemonstrasikan atau ditampilkan olehpeserta didik setelah menyelesaikan materi pokok mata pelajaran tertentu.
b.        Pernyataan minimaltentang pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalamkebiasaan berfikir dan bertindak setelah peserta didik menyelesaikan materipokok mata pelajaran tertentu.
c.        Standarkompetensi memiliki number of statements  yang lebih sedikit dan scope of learning outcome statement yang lebih umum daripada tujuaninstruksional umum (general instructionalobjectives). Standar kompetensi juga berisi kata kerja (verb) dan objek (object) yang masih umum. Kata kerja dalam standar kompetensi dapat operasional dapat pula belumoperasional. Suatu kata kerja bersifat operasional bila dapat diobservasi (observable) dan dapat diukur (measurable) .
        Berdasarkan standar isi mata pelajaranIPA, mata pelajaran IPA untuk setiap jenjang kelas di SMP/MTs  terdiri atas sejumlah standar kompetensi,jumlahnya berkisar antara 9 – 12, tergantung kompleksitas dan luas ruanglingkup mata pelajaran  Standarkompetensi IPA berisi dua hal, yaitu kata kerja dan materi pembelajaran yangterdiri atas materi pokok dan uraian materi pokok IPA.
        Kata kerja dalam standar kompetensimenunjukkan jenjang taksonomi kompetensi pembelajaran sedangkan materipembelajaran  menunjukkan ruang lingkupmata pelajaran bidang studi IPA. Kata kerja dalam standar kompetensi yang belumoperasional antara lain: mengetahui dan memahami. Kata kerja yang operasionalantara lain: menafsirkan, menganalisis, membandingkan, dan mendemonstrasikan.Berikut contoh standar kompetensi mata pelajaran IPA kelas VI semester 1                 
Contoh:          kata kerja                                           objek

memehami             prosedurilmiah unruk mempelajarai benda-benda alam dengan menggunakan peralatan
memehami             klasifikasizat
memahami             wujud zat dan erubahannya   
memahami             berbagai sifat dalam perubahan fisika dan perubahankimia
(Sukardjo, 2011: 16-17)

3.     Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar ini berupa penjabaran dari standarkompetensi (Enggar, 2011).
Kompetensi dasarsering disebut sebagai kemampuan minimal yang harus dikuasai peserta didiksetelah mempelajari uraian materi pokok tertentu. Untuk keperluan pembelajaran,kompetensi dasar digunakan sebagai acuan untuk menentukan uraian materi pokok,sedangkan untuk keperluan penilaian hasil belajar kompetensi dasar dijabarkanmenjadi sejumlah indikator.
 Kompetensi dasar atau kompetensi uraian materipokok adalah:
a.       Kemampuan pada aspek kognitif, afektif, ataupsikomotor yang diharapakan dikuasai, didemonstrasikan, atau ditampilkan olehpeserta didik setelah       menyelesaikanuraian materi pokok tertentu.
b.      Pernyataan minimal tentang pengetahuan,keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir danbertindak setelah peserta didik menyelesaikan uraian materi pokok tertentu.
Kompetensidasar merupakan jabaran dari standar kompetensi, satu standar kompetensi dapatdijabarkan menjadi 3 – 4 kompetensi dasar. Kompetensi dasar  berisi kata kerja (verb) bersifat observabledan measurable dan objek (object) yaitu materi pembelajaran(materi pokok dan uraian materi pokok). Berikut contoh jabaran salah satustandar kompetensi mejadi kompetensi dasar untuk kelas VII semester 1:

Contoh:  
Standar kompetensi
kompetensi dasar

kata kerja
Objek
Memahami prosedur ilmiah
Untuk mempelajarai benda-benda alam dengan menggunakan peralatan
a. mendeskrip-
    sikan
a. besaran pokok dan besaran
    turunan beserta satuannya


b. mendeskrip-
    sikan
b. pengertian suhu dan
    pengukurannya

c. melakukan
    pengukuran
    dasar secara
    teliti
c. dengan menggunakan alat ukur
    yang sesuai dan sering diguna-
    kan dalam kehidupan sehari-hari

Kata kerja yang digunakanbersifat operasional, antara lain: menghitung, mengidentifikasi, membedakan,menafsirkan, menganalisis, menerapkan, dan merangkum. Kata kerja dalam kompetensidasar menunjukkan jenjang taksonomi kompetensi pembelajaran sedangkan objekmenunjukkan ruang lingkup pembelajaran (materi pokok dan uraian materi pokok)bidang studi IPA.
(Sukardjo, 2011: 17-18)


Jadi perbedaanantara Standar Kompetensi Lulusan dengan Standar Kompetensi adalah:
·        StandarKompetensi Lulusan (SKL) adalah kompetensi yang harus dikuasai oleh pesertadidik agar dapat lulus dari suatu jenis dan jenjang pendidikan.
·        Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran adalah ukurantertentu yang dipakai sebagai patokan oleh guru tentang kemampuan yang harusdikuasai dan dapat dilakukan peserta didik setelah mengikuti prosespembelajaran suatu materi pokok mata pelajaran. SK peserta didik dalam suatu mata pelajaran dijabarkandari SKL lulusan.

Perbedaan antara Standar Kompetensi dan KompetensiDasar adalah:
·        Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran adalah ukurantertentu yang dipakai sebagai patokan oleh guru tentang kemampuan yang harusdikuasai dan dapat dilakukan peserta didik setelah mengikuti prosespembelajaran suatu materi pokok mata pelajaran.
·        Kompetensidasar sering disebut sebagai kemampuan minimal yang harus dikuasai pesertadidik setelah mempelajari uraian materi pokok tertentu. Kompetensi dasar iniberupa penjabaran dari standar kompetensi.

B.       Penjabarankompetensi dasar menjadi indikator pencapaian hasil belajar
Kompetensi dasar sering disebut sebagai kemampuan minimalyang harus dikuasai peserta didik setelah mempelajari uraian materi pokoktertentu. Kompetensi dasar digunakan sebagai acuan untuk menentukan uraianmateri pokok, sedangkan untuk keperluan penilaian hasil belajar kompetensidasar dijabarkan menjadi sejumlah indikator. (Sukardjo, 2011 : 21)
Indikator pencapaian merupakanindikator pencapaian  hasil belajar IPAdan berupa jabaran kompetensi dasar yang bersifat lebih spesifik, serta dapatdijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil belajar. Indikator pencapaiandikembangkan dari kompetensi dasar dengan menggunakan kata kerja yangoperasional dan cakupan materinya terbatas. Setiap kompetensi dasar dapatdijabarkan menjadi tiga atau lebih indikator.
MEKANISMEPENGEMBANGAN INDIKATOR
1.      Menganalisis Tingkat Kompetensi  dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Langkahpertama pengembangan indikator adalah menganalisis tingkat kompetensi dalam SKdan KD. Hal ini diperlukan untuk memenuhi tuntutan minimal kompetensi yangdijadikan standar secara nasional. Sekolah dapat mengembangkan indikatormelebihi standar minimal tersebut.
Tingkatkompetensi dapat dilihat melalui kata kerja operasional yang digunakan dalam SKdan KD. Tingkat kompetensi dapat diklasifikasi dalam tiga bagian, yaitu tingkatpengetahuan, tingkat proses, dan tingkat penerapan. Kata kerja pada tingkatpengetahuan lebih rendah dari pada tingkat proses maupun penerapan. Tingkatpenerapan merupakan tuntutan kompetensi paling tinggi yang diinginkan.Klasifikasi tingkat kompetensi berdasarkan kata kerja yang digunakan disajikandalam Tabel 1.
Tabel 1.Tingkat Kompetensi Kata Kerja Operasional
No
Klasifikasi Tingkat Kompetensi
Kata Kerja Operasional yang Digunakan
1
Berhubungan dengan mencari keterangan (dealing with retrieval)
  1. Mendeskripsikan (describe)
  2. Menyebutkan kembali (recall)
  3. Melengkapi  (complete)
  4. Mendaftar (list)
  5. Mendefinisikan (define)
  6. Menghitung (count)
  7. Mengidentifikasi (identify)
  8. Menceritakan (recite)
  9. Menamai (name)
2
Memproses (processing)
  1. Mensintesis (synthesize)
  2. Mengelompokkan (group)
  3. Menjelaskan (explain)
  4. Mengorganisasikan (organize)
  5. Meneliti/melakukan eksperimen (experiment)
  6. Menganalogikan (make analogies)
  7. Mengurutkan (sequence)
  8. Mengkategorikan (categorize)
  9. Menganalisis (analyze)
  10. Membandingkan (compare)
  11. Mengklasifikasi (classify)
  12. Menghubungkan (relate)
  13. Membedakan (distinguish)
  14. Mengungkapkan sebab (state causality)
3
Menerapkan dan mengevaluasi
  1. Menerapkan suatu prinsip (applying a principle)
  2. Membuat model (model building)
  3. Mengevaluasi (evaluating)
  4. Merencanakan (planning)
  5. Memperhitungkan/meramalkan kemungkinan (extrapolating)
  6. Memprediksi (predicting)
  7. Menduga/Mengemukakan pendapat/ mengambil kesimpulan (inferring)
  8. Meramalkan kejadian alam/sesuatu (forecasting)
  9. Menggeneralisasikan (generalizing)
  10. Mempertimbangkan /memikirkan kemungkinan-kemungkinan (speculating)
  11. Membayangkan /mengkhayalkan/ mengimajinasikan (Imagining)
  12. Merancang (designing)
  13. Menciptakan (creating)
  14. Menduga/membuat dugaan/ kesimpulan awal (hypothezing)
Selain tingkat kompetensi, penggunaan kata kerja menunjukan penekanan aspekyang diinginkan, mencakup sikap, pengetahuan, serta keterampilan. Pengembanganindikator harus mengakomodasi kompetensi sesuai tendensi yang digunakan SK danKD. Jika aspek keterampilan lebih menonjol, maka indikator yang dirumuskanharus mencapai kemampuan keterampilan yang diinginkan. Klasifikasi kata kerjaberdasarkan aspek kognitif, Afektif dan Psikomotorik disajikan dalam tabel 2,3, dan 4.
Tabel 2 : Kata Kerja RanahKognitif
Pengetahuan
Pemahaman
Penerapan
Analisis
Sintesis
Penilaian
Mengutip
Menyebutkan
Menjelaskan
Menggambar
Membilang
Mengidentifikasi
Mendaftar
Menunjukkan
Memberi label
Memberi indeks
Memasangkan
Menamai
Menandai
Membaca
Menyadari
Menghafal
Meniru
Mencatat
Mengulang
Mereproduksi
Meninjau
Memilih
Menyatakan
Mempelajari
Mentabulasi
Memberi kode
Menelusuri
Menulis
Memperkirakan
Menjelaskan
Mengkategorikan
Mencirikan
Merinci
Mengasosiasikan
Membandingkan
Menghitung
Mengkontraskan
Mengubah
Mempertahankan
Menguraikan
Menjalin
Membedakan
Mendiskusikan
Menggali
Mencontohkan
Menerangkan
Mengemukakan
Mempolakan
Memperluas
Menyimpulkan
Meramalkan
Merangkum
Menjabarkan
Menugaskan
Mengurutkan
Menentukan
Menerapkan
Menyesuaikan
Mengkalkulasi
Memodifikasi
Mengklasifikasi
Menghitung
Membangun
Membiasakan
Mencegah
Menentukan
Menggambarkan
Menggunakan
Menilai
Melatih
Menggali
Mengemukakan
Mengadaptasi
Menyelidiki
Mengoperasikan
Mempersoalkan
Mengkonsepkan
Melaksanakan
Meramalkan
Memproduksi
Memproses
Mengaitkan
Menyusun
Mensimulasikan
Memecahkan
Melakukan
Mentabulasi
Memproses
Meramalkan
Menganalisis
Mengaudit
Memecahkan
Menegaskan
Mendeteksi
Mendiagnosis
Menyeleksi
Merinci
Menominasikan
Mendiagramkan
Megkorelasikan
Merasionalkan
Menguji
Mencerahkan
Menjelajah
Membagankan
Menyimpulkan
Menemukan
Menelaah
Memaksimalkan
Memerintahkan
Mengedit
Mengaitkan
Memilih
Mengukur
Melatih
Mentransfer
Mengabstraksi
Mengatur
Menganimasi
Mengumpulkan
Mengkategorikan
Mengkode
Mengombinasikan
Menyusun
Mengarang
Membangun
Menanggulangi
Menghubungkan
Menciptakan
Mengkreasikan
Mengoreksi
Merancang
Merencanakan
Mendikte
Meningkatkan
Memperjelas
Memfasilitasi
Membentuk
Merumuskan
Menggeneralisasi
Menggabungkan
Memadukan
Membatas
Mereparasi
Menampilkan
Menyiapkan Memproduksi
Merangkum
Merekonstruksi
Membandingkan
Menyimpulkan
Menilai
Mengarahkan
Mengkritik
Menimbang
Memutuskan
Memisahkan
Memprediksi
Memperjelas
Menugaskan
Menafsirkan
Mempertahankan
Memerinci
Mengukur
Merangkum
Membuktikan
Memvalidasi
Mengetes
Mendukung
Memilih
Memproyeksikan

Tabel 3. Kata Kerja Ranah Afektif
Menerima
Menanggapi
Menilai
Mengelola
Menghayati
Memilih
Mempertanyakan
Mengikuti
Memberi
Menganut
Mematuhi
Meminati
Menjawab
Membantu
Mengajukan
Mengompromikan
Menyenangi
Menyambut
Mendukung
Menyetujui
Menampilkan
Melaporkan
Memilih
Mengatakan
Memilah
Menolak
Mengasumsikan
Meyakini
Melengkapi
Meyakinkan
Memperjelas
Memprakarsai
Mengimani
Mengundang
Menggabungkan
Mengusulkan
Menekankan
Menyumbang
Menganut
Mengubah
Menata
Mengklasifikasikan
Mengombinasikan
Mempertahankan
Membangun
Membentuk pendapat
Memadukan
Mengelola
Menegosiasi
Merembuk
Mengubah perilaku
Berakhlak mulia
Mempengaruhi
Mendengarkan
Mengkualifikasi
Melayani
Menunjukkan
Membuktikan
Memecahkan

Tabel 4. Kata Kerja RanahPsikomotorik
Menirukan
Memanipulasi
Pengalamiahan
Artikulasi
Mengaktifkan
Menyesuaikan
Menggabungkan
Melamar
Mengatur
Mengumpulkan
Menimbang
Memperkecil
Membangun
Mengubah
Membersihkan
Memposisikan
Mengonstruksi
Mengoreksi
Mendemonstrasikan
Merancang
Memilah
Melatih
Memperbaiki
Mengidentifikasikan
Mengisi
Menempatkan
Membuat
Memanipulasi
Mereparasi
Mencampur
Mengalihkan
Menggantikan
Memutar
Mengirim
Memindahkan
Mendorong
Menarik
Memproduksi
Mencampur
Mengoperasikan
Mengemas
Membungkus
Mengalihkan
Mempertajam
Membentuk
Memadankan
Menggunakan
Memulai
Menyetir
Menjeniskan
Menempel
Menseketsa
Melonggarkan
Menimbang

Berikutcontoh jabaran salah satu standar kompetensi mejadi kompetensi dasar untukkelas VII semester 1:
Contoh:  
Standar kompetensi
kompetensi dasar

kata kerja
Objek
Memahami prosedur ilmiah
Untuk mempelajarai benda-benda alam dengan menggunakan peralatan
a. mendeskrip-
    sikan
a. besaran pokok dan besaran
    turunan beserta satuannya


b. mendeskrip-
    sikan
b. pengertian suhu dan
    pengukurannya

c. melakukan
    pengukuran
    dasar secara
    teliti
c. dengan menggunakan alat ukur
    yang sesuai dan sering diguna-
    kan dalam kehidupan sehari-hari

(Sukardjo, 2011 : 21)
2.     Menganalisis Karakteristik Mata Pelajaran, PesertaDidik, dan Sekolah
Pengembangan indikatormempertimbangkan karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolahkarena indikator menjadi acuan dalam penilaian. Sesuai Peraturan Pemerintahnomor 19 tahun 2005, karakteristik penilaian kelompok mata pelajaran adalahsebagai berikut.
Kelompok Mata Pelajaran
Mata Pelajaran
Aspek yang Dinilai
Agama dan Akhlak Mulia
Pendidikan Agama
Afektif dan Kognitif
Kewarganegaraan dan Kepribadian
Pendidikan Kewarganegaraan
Afektif dan Kognitif
Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Penjas Orkes
Psikomotorik, Afektif, dan Kognitif
Estetika
Seni Budaya
Afektif dan Psikomotorik
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Matematika, IPA, IPS
Bahasa, dan TIK.
Afektif, Kognitif,  dan/atau Psikomotorik sesuai karakter mata pelajaran
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu yang membedakan darimata pelajaran lainnya. Perbedaan ini menjadi pertimbangan penting dalammengembangkan indikator. Guru harus melakukan kajian mendalam mengenaikarakteristik mata pelajaran sebagai acuan mengembangkan indikator.Karakteristik mata pelajaran dapat dikaji pada dokumen standar isi mengenaitujuan, ruang lingkup dan SK serta KD masing-masing mata pelajaran.
Pengembangkan indikator memerlukan informasikarakteristik peserta didik yang unik dan beragam. Peserta didik memilikikeragaman dalam intelegensi dan gaya belajar. Oleh karena itu indikatorselayaknya mampu mengakomodir keragaman tersebut. Peserta didik dengankarakteristik unik visual-verbal atau psiko-kinestetik selayaknya diakomodirdengan penilaian yang sesuai sehingga kompetensi siswa dapat terukur secaraproporsional. Sebagai contoh dalam mata pelajaran fisika terdapat indikatorsebagai berikut:
a.      Membuat model atom Thomson, Rutherford, dan Niels Bohrdengan menggunakan bahan kertas, steroform, atau lilin mainan.
b.     Memvisualisasikan perbedaan model atom Thomson,Rutherford, dan Niels Bohr.
Indikator pertama tidak mengakomodir keragamankarakteristik peserta didik karena siswa dengan intelegensi dan gaya belajarvisual verbal dapat mengekspresikan melalui cara lain, misalnya melalui lukisanatau puisi.
Karakteristik sekolah dan daerah menjadi acuandalam pengembangan indikator karena target pencapaian sekolah tidak sama.Sekolah kategori tertentu yang melebihi standar minimal dapat mengembangkanindikator lebih tinggi. Termasuk sekolah bertaraf internasional dapatmengembangkan indikator dari SK dan KD dengan mengkaji tuntutan kompetensisesuai rujukan standar internasional yang digunakan. Sekolah dengan keunggulantertentu juga menjadi pertimbangan dalam mengembangkan indikator.
3.     Menganalisis Kebutuhan dan Potensi
Kebutuhan dan potensi pesertadidik, sekolah dan daerah perlu dianalisis untuk dijadikan bahan pertimbangandalam mengembangkan indikator. Penyelenggaraan pendidikan seharusnya dapatmelayani kebutuhan peserta didik, lingkungan, serta mengembangkan potensipeserta didik secara optimal. Peserta didik mendapatkan pendidikan sesuaidengan potensi dan kecepatan belajarnya, termasuk tingkat potensi yangdiraihnya.
Indikator juga harus dikembangkan guna mendorongpeningkatan mutu sekolah di masa yang akan datang, sehingga diperlukaninformasi hasil analisis potensi sekolah yang berguna untuk mengembangkankurikulum melalui pengembangan indikator.
4.     Merumuskan Indikator
Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan beberapaketentuan sebagai berikut:
a.      Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tigaindikator
b.     Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensiyang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam SK dan KD. Indikator harusmencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan melebihikompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik.
c.      Indikator yang dikembangkan harus menggambarkanhirarki kompetensi.
d.     Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup duaaspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi pembelajaran.
e.      Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik matapelajaran sehingga menggunakan kata kerja operasional yang sesuai. Contoh katakerja yang dapat digunakan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran tersajidalam lampiran 1.
f.      Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapaindikator penilaian yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan/ataupsikomotorik.
5.     Mengembangkan Indikator Penilaian
Indikator penilaian merupakanpengembangan lebih lanjut dari indikator (indikator pencapaian kompetensi).Indikator penilaian perlu dirumuskan untuk dijadikan pedoman penilaian bagiguru, peserta didik maupun evaluator di sekolah. Dengan demikian indikatorpenilaian bersifat terbuka dan dapat diakses dengan mudah oleh warga sekolah.Setiap penilaian yang dilakukan melalui tes dan non-tes harus sesuai denganindikator penilaian.
Indikator penilaian menggunakan kata kerja lebih terukur dibandingkandengan indikator (indikator pencapaian kompetensi). Rumusan indikator penilaianmemiliki batasan-batasan tertentu sehingga dapat dikembangkan menjadi instrumenpenilaian dalam bentuk soal, lembar pengamatan, dan atau penilaian hasil karyaatau produk, termasuk penilaian diri.
Contoh
StandarKompetensi : 5. Memahami gejala-gejala alammelalui pengamatan


Kompetensi  Dasar


Indikator
Penilaian
 Teknik
Bentuk
Instrumen

Contoh
Instrumen

5.1  Melaksanakan pengamatan objek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh informasi gejala alam biotik dan abiotik



-  Membedakan gejala alam kebendaan dan kejadian pada objek abiotik melalui pengamatan.


-  Membedakan gejala alam kebendaan dan kejadian pada objek  biotik melalui pengamatan.

Observasi





Tes Tulis

Lembar observasi




PG

Amati  perbandingan gejala alam kebendaan dan kejadian pada objek biotik dan abiotik.


Berikut ini manakah yang termasuk gejala alam kejadian pada objek biotik?
a. bau
b. tumbuh
c. warna
d. ukuran
6.     Manfaat Indikator Penilaian
Indikator Penilaian bermanfaat bagi :
a.      Guru dalam mengembangkan kisi-kisi penilaian yangdilakukan melalui tes (tes tertulis seperti ulangan harian, ulangan tengahsemester, dan ulangan akhir semester, tes praktik, dan/atau tes perbuatan)maupun non-tes.
b.     Peserta didik dalam mempersiapkan diri mengikutipenilaian tes maupun non-tes. Dengan demikian siswa dapat melakukan selfassessment untuk mengukur kemampuan diri sebelum mengikuti penilaiansesungguhnya.
c.      Pimpinan sekolah dalam memantau dan mengevaluasiketerlaksanaan pembelajaran dan penilaian di kelas.
d.     Orang tua dan masyarakat dalam upaya mendorongpencapaian kompetensi siswa lebih maksimal.


C.      Hubunganantara kompetensi pembelajaran dengan penilaian hasil belajar IPA
Standar kompetensi dankompetensi dasar memiliki hubungan yang erat dengan  penilaian hasil belajar. Ulangan akhir semester bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik telah menguasaistandar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran IPA dalam semestertersebut.
Ulangan yang dilakukan pada kurun waktu yang lebihpendek, seperti ulangan tengah semester (UTS) bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik telah menguasaisatu atau lebih standar kompetensi atau sejumlah kompetensi dasar, jadi jugasejumlah materi pokok yang dipelajari dalam setengah semester.
(Sukardjo,2011 : 23)

D.     Menyebutkantaksonomi kompetensi  pembelajaran padaaspek kognitif, baik dimensi proses kognitif maupun dimensi pengetahuan;
Kompetensi aspek kognitif adalahkompetensi yang berkenaan dengan kemampuan mengingat kembali atau mengenal  terhadap pengetahuan dan pengembangankemampuan intelektual dan keterampilan berfikir.Kompetensi aspek kognitif juga diartikan sebagai kompetensi yang berhubungandengan mengingat dan  memikir.
Menurut Bloom dengankawan-kawan (Bloom, 1956), kompetensi aspek kognitif terdiri atas 6 (enam)jenjang kemampuan dari rendah ke tinggi, yaitu:
a.      pengetahuan(knowledge);
b.     pemahaman (comprehension);
c.      aplikasi (application);
d.     analisis (analysis);
e.      sintesis (synthesis);
f.      evaluasi (evaluation).
Saat ini, aspek kognitif diatas telah diperbaharui yaitu dengan memilah menjadi dua, dimensi proseskognitif yang berupa kata kerja dan dimensi pengetahuan yang berupakata benda (Lorin, W. A. And Krathwohl, D. R. , 2001). Selain itu diberikanaspek kognitif baru dengan muatan yang berbeda . Dimensi proses kognitifterdiri atas:
a.      mengingat (remember)
b.     mengerti (understand)
c.      mengaplikasikan (apply)
d.     menganalisis (analyze)
e.      mengevaluasi (evaluate)
f.      mengkreasi, mencipta (create).
Dimensi pengetahuan terdiri atas:
a.      pengetahuan faktual (factual knowledge)
b.     pengetahuan konseptual (conceptual knowledge)
c.      pengetahuan prosedural (procedural  knowledge)
d.     pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge).
Pada klasifikai baru,kompetensi kognitif berisi dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan(Tabel 2.1.). Kompetensi kognitif X artinya mengerti (dimensi proses kognitif)untuk materi IPA tentang pengetahuan prosedural.
Tabel2.1. Taksonomi Tujuan Pendidikan.
The Knowledge
Dimension
The Cognitive Process Dimension
1.
Remember (C1)
2.
Understand (C2)
3.
Apply (C3)
4.
Analyze (C4)
5.
Evaluate (C5)
6.
Create (C6)
A.
Factual Knowledge (K1)






B.
Conceptual
Knowledge (K2)






C.
Procedural
Knowledge (K3)


    X  1)




D.
Meta-
cognitive
Knowledge (K4)






X 1) –contoh kompetensi kognitif

Sumber: Anderson, L. W. And D.R. Kathwohl (Ed.).        
(2001). A Taxonomyfor Learning, Teaching, and
Assessing. New York: Longman                                                          

Ahli lain memberikanklasifikasi kompetensi kognitif berbeda dengan hal di atas. Klasifikasi manayang akan dipakai tergantung mata pelajaran yang diberikan guru. Tabel 2.2. memberikan  aspek kognitif dari Bloom, Gagne, Merril, danGerlach.
Tabel 2. 2. Rangkuman Kompetensi Kognitif.
BLOOM
GAGNE
MERILL
GERLACH
1.   Mengetahui
2.   Memahami
1. Informasi Verbal
1. Mengingat
1. Mengidentifikasi
2. Menyebut
3. Menjelaskan
3.   Mengaplikasi
4.   Menganalisis
5.   Mensintesis
6.   Menilai
2. Kecakapan
    Intelektual
2. Menggunakan
3. Menemukan
4. Membentuk
5. Menyusun
6. Mendemonstrasikan

3. Strategi Kognitif


(Sukardjo. 2011)
Tabel 2.   Tipe-Tipe Utama Pengetahuan daiam Dimensi Pengetahuan

BEBERAPA TIPE DAN SUB-TIPE UTAMA
CONTOH
A
PENGETAHUAN FAKTUAL
elemen-elemen dasar yang harus diketahui siswa, yang dipelajari dengan sebuah disiplin atau dengan menyetesaikan masalah yang ada di dalamnya.
Aa
Pengetahuan tentang terminologi
Perbendaharaan kata teknis, simbol-simbol musik.
Ab
Pengetahuan tentang detail-detail dan elemen-elemen yang spesifik
Sumber-sumber alam utama, sumber-
sumber informasi yang dapat dipercaya.

B
PENGETAHUAN KONSEPTUAL
Saling keterkaitan di antara elemen-elemen dasar dalam struktur yang lebih besar yang memungkinkan mereka untuk berfungsi bersama-sama.
Ba
Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori
  • Periode-periode waktu geologis,
  • bentuk-bentuk kepemilikan usaha/ bisnis.
Bb
Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi
  • Dalil Pythagoras, hukum supply and demand (penawaran dan permintaan),
Bc
Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur
  • Teorievolusi, struktur pemerintahan,
  • Struktur DPR, dsb.
C
PENGETAHUAN PROSEDURAL
Bagaimana cara melakukan sesuatu, metode penyelidikan, dan kriteria untuk menggunakan berbagai keterampilan, algoritma, teknik, dan metode.

Ca
Pengetahuan tentang berbagai keterampilan spesifik-subjek dan algoritma
  • Berbagai keterampilan yang digunakan dalam menggambar dengan cat air
  • Algoritma pembagian bilangan bulat.
Cb
Pengetahuan tentang berbagai teknik dan metode Spesifik-subjek
Teknik-teknik wawancara, metode ilmiah.
Cc
Pengetahuan tentang krtteria untuk menentukan kapan meng-gunakan prosedur yang   tepat
  • Kriteria yang digunakan untuk menentukan kapan menerapkan prosedur yang melibatkan hukum Kedua Newton
  • Kriteria yang digunakan untuk menilai fisibilitas penggunaan metode tertentu untuk mengestimasikan biaya usaha.

D
PENGETAHUAN METAKOGNITIF
Pengetahuan tentang kognisi secara umum maupun kesadaran dan pengetahuan tenteng kognisinya sendiri.
Da
Pengetahuan strategis
  • Pengetahuan tentang membuat ikhtisar sebagai cara menangkap struktur sebuah unit subjek dalam sebuah textbook
  • Pengetahuan tentang penggunaan heuristik
Db
Pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif, termasuk pengetahuan kontekstual dan kondisional yang tepat
  • Pengetahuan tentang tipe-tipe tes yang di administrasikan guru-guru tertentu
  • Pengetahuan tentang tuntutan kognitif berbagai tugas.
Dc
Pengetahuan tentang diri-sendiri
  • Pengetahuan bahwa mengkritik esai adalah kekuatan personal, sedangkan menulis esai adalah kelemahan personal;
  • Kesadaran tentang tingkat pengeta-huannya sendiri.
Sumber : Adrerson et al. (2001), hlm.29

Tabel 3.    Dimensi Proses Kognitif danProses Kognitif yang Terkait
KATERGORI PROSES
PROSES KOGNITIF DAN CONTOH
1.
Remember (mengingat)
MengambIl pengetahuan yang relevan dari ingatan jangka panjang
1.1
Recognizing (mengenali)
(misalnya, mengenali tanggal peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah)
1.2
Recalling (mengingat kembali)
(misalnya, mengingat kembali tanggal peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah)
2
Understand (memahami)
Mengonstruksikan makna dari pesan-pesan instruksional, termasuk komunikasi lisan, tulisan, dan grafis
2.1
Interpreting (menginterpretasikan)
(misalnya, menafsirkan pidato dan dokumen penting)
2.2
Exemplifying (memberi contoh)
(misalnya, memberikan contoh berbagai gaya lukisan artistik)
2.3
Classifying (mengklasifikasikan)
(misalnya, mengklasifikasikan kasus-kasus gangguan mental)
2.4
Summarizing (merangkum)
(misalnya, menulis ringkasan pendek dari rekaman peristiwa tertentu)
2.5
Inferring (menyimpulkan)
(misalnya, dalam mempelajari bahasa asing, menyimpulkan prinsip gramatikal dari contoh-contoh)
2.6
Comparing (membandingkan)
(misalnya, membandingkan peristiwa bersejarah dengan situasi sekarang)
2.7
Explaining (menjelaskan)
(misalnya, menjelaskan penyebab peristiwa penting abad kedelapan belas di Perancis)
3
Apply (menerapkan)
Melaksanakan atau menggunakan prosedur dalam situasi tertentu
3.1
Executing (melaksanakan)
(misalnya, membagi sebuah bilangan bulat dengan bilangan bulat lain, keduanya dengan banyak digit)
3.2
Implementing (menglmplementasikan)
(misalnya, menentukan dalam situasi mana hukum Newton kedua dapat diterapkan)
4
Analyze (menganalisis)
Memecah materi menjadi bagian-bagian konstituen dan menentukan hubungan antara satu bagian dengan bagian lain dan dengan struktur atau maksud keseluruhan
4.1
Differentiating (mendiferensiasikan)
(misalnya, membedakan antara bilangan yang relevan dan tidak relevan dalam soal kalimat matematika)
4.2
Organizing (mengorganisasikan)
(misalnya, bukti struktur dalam deskripsi historis menjadi bukti-bukti yang mendukung dan yang bertentangan dengan penjelasan historis tertentu)
4.3
Attributing (mengatribusikan)
(misalnya, menentukan sudut pandang penulis sebuah esai dalam kaitannya dengan perepektif politisnya
5
Evaluate (mengevaluasi)
Membuat judgment berdasarkari kriteria atau standar.
5.1
Checking (mengecek)
(misalnya, menentukan apakah kesimpulan seorang ilmuwan sesuai dengan data yang terobservasi)
5.2
Critiquing (mengkritik)
(misalnya, memutuskan mana di antara dua metode yang merupakan cara terbaik untuk menyelesaikan masalah tertentu)
6
Menciptakan (Creating)
Meletakkan unsur-unsur secara bersama untuk membentuk sesuatu yang koheren atau fungsional
6.1
Reorganizing (mengorganisasikan kembali)
Mereorganisasi unsur-unsur ke dalam pola baru atau struktur baru dengan cara membangun (generating), merencanakan (planning) atau memproduksi (producing).

1.      Kategori-Kategori Dimensi Proses Kognitif.
Dimensi kognitif memberikan skema klasifikasi untukberbagai proses kognitif yang mungkin termasuk dalam sebuah tujuaninstruksional. Proses-proses ini terletak di sepanjang kontinum yang bergerakmulai dari yang agak sederhana (mengingat) ke yang lebih kompleks(menriptakan). Seperti ditunjukkan dalam Tabel 3, meng­ingat, menurutpara kreator taksonomi, berarti mengambil informasi yang relevan dari ingatanjangka parijang, sementara memahami berarti mengonstruksikan makna dariberbagai pesan instruksional. Menerapkan berarti melaksanakan ataumenggunakan suatu prosedur; menganalisis berarti menguraikan materi menjadibagian-bagian konstituen dan menentukan bagaimana hubungan bagian yang satudengan bagian yang lain. Mengevaluasi dan menciptakan, duakategori yang terletak dalam ujung kontinum yang lebih kompleks,  berartimembuat judgment berdasarkan kriteria dan menyatukan berbagai elemenuntuk membentuk sebuah pola atau struktur baru. Perhatikan juga dalam Tabel 3bahwa masing-masing kategori proses dikaitkan dengan dua proses kognitif ataulebih. “Mengingat”, misalnya, termasuk proses kognitif mengenali dan meng­ingatkembali. “Mengevaluasi” termasuk proses kogni­tif checking (memeriksa),dan critiquing (mengkritik). (Globedukasi.info and BuddyPress.  2011)

E.      Menjelaskankompetensi pembelajaran aspek afektif dan aspek psikomotor.
1.     Kompetensi Aspek Afektif
Kompetensi aspek afektif adalahkompetensi yang berkenaan dengan minat, sikap, nilai serta penghargaan, danpenyesuaian diri. Kompetensi aspek afektif juga diartikan sebagai kemampuanyang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, interes, apresiasi (penghargaan), danpenyesuaian perasaan sosial. Kompetensi aspek afektif menurut Krathwohl  (1968) terdiri atas  lima jenjang dari yang terendah ke tertinggitinggi:
a.      penerimaan atau kehadiran (receiving atau attending);
b.     pemberian respons (responding);
c.      penghargaan terhadap nilai ( valuing);
d.     pengorganisasian (organization);
e.      pengamalan (characterization).
Menurut Depdiknas (2004, 1-2),1) penerimaan atau kehadiran adalah keinginan untuk mengunjungi fenomena ataustimulus khusus. 2) Pemberian respons adalah partisipasi aktif dalam suatukegiatan, termasuk dalam hal ini adalah minat dan sikap, misalnya minat belajarIPA dan sikap terhadap pelajaran IPA. 3) Penghargaan terhadap nilai adalahpenghargaan terhadap sesuatu yang memiliki manfaat atau kepercayaan atasmanfaat, rentangannya mulai dari menerima suatu nilai sampai komitmen. 4)Pengorganisasian adalah kemampuan mengaitkan antara nilai satu dengan nilailainnya, menghilangkan konflik antar nilai, dan membangun sistem nilai internalyang konsisten. 5) Pengamalan adalah mengaktualisasikan sistem nilai yangdimiliki.
Ada empat karakteristik afektifyang penting dalam proses pembelajaran IPA yaitu sikap, minat, konsep diri, dannilai. Untuk penilaian terhadap hal ini diperlukan definisi konseptual,definisi operasional, dan indikator. (Sukardjo. 2011)
Strategi penyampaian materi aspek sikap (afektif)
Termasuk materi pembelajaran aspek sikap (afektif)menurut Bloom (1978) adalah pemberian respons, penerimaan suatu nilai,internalisasi, dan penilaian. Beberapa strategi mengajarkan materi aspek sikapantara lain:  penciptaan kondisi,pemodelan atau contoh, demonstrasi, simulasi, penyampaian ajaran atau dogma.
Contoh: pada mata pelajaran Sosiologi kelas X yaitu  memberikan contoh peran nilai dan  norma dalam masyarakat. 
Strategi Penciptaan Kondisi: Agar memiliki sikap normatifdalam kehidupan bermasyarakat, di depan loket dipasang jalur untuk antre berupapagar besi yang hanya dapat dilalui seorang demi seorang secarabergiliran. 
Strategi Pemodelan atau Contoh: Disajikan contoh ataumodel seseorang yang tidak memiliki sikap normatif, yaitu seseorang yang tidakmau tertib dalam antrean.


Strategi Belajar
Ditinjau dari sisi guru, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran berupa kegiatan gurumenyampaikan atau membelajarkan kepada peserta didik (teaching activity). Sebaliknya, ditinjau dari sisi peserta didik,perlakuan terhadap materi pembelajaran berupa mempelajari atau berinteraksidengan materi pembelajaran (learningactivity).
Secara khusus dalam belajar, kegiatan peserta didik dapatdikelompokkan menjadi menghafal, menggunakan, menemukan, dan memilih.  Penjelasan dan contoh berikut adalah minimal.Guru dipersilakan melakukan pengembangan disesuaikan dengan metode-metode lebihmutakhir yang dimiliki:
a.       Menghafal
Adadua jenis menghafal, yaitu menghafal verbal (remember verbatim) dan menghafal parafrase (remember paraphrase). Menghafal verbal adalah menghafal persisseperti apa adanya. Terdapat materi pembelajaran yang memang harus dihafalpersis seperti apa adanya, misalnya nama orang, nama tempat, nama zat, lambang,peristiwa sejarah, nama-nama bagian atau komponen suatu benda, dsb. Sebaliknyaada juga materi pembelajaran yang tidak harus dihafal persis seperti apa adanyatetapi dapat diungkapkan dengan bahasa atau kalimat sendiri (hafal parafrase). Yang penting peserta didikpaham atau mengerti, misalnya paham inti isi Pembukaan UUD 1945, definisisaham, dalil Archimedes, dsb. 
b.       Menggunakan/Mengaplikasi
Materipembelajaran setelah dihafal atau dipahami kemudian  digunakan atau diaplikasikan. Jadi dalamproses pembelajaran peserta didik perlu memiliki kemampuan untuk menggunakan,menerapkan atau mengaplikasi materi yang telah dipelajari.
Penggunaanfakta atau data adalah untuk dijadikan bukti dalam rangka pengambilan putusan.Contoh,  berdasar hasil penggalianditemukan fakta terdapatnya emas perhiasan yang sudah jadi, setengah jadi,perhiasan yang telah rusak, tungku, bahan emas batangan di bekas peninggalansejarah di Desa Wonoboyo, Klaten, Jawa Tengah. Dengan menggunakan faktatersebut, ahli sejarah menyimpulkan bahwa lokasi tersebut adalah bekas tempatpengrajin emas.
Penggunaanmateri konsep adalah untuk menyusun proposisi, dalil, atau rumus. Sepertidiketahui, dalil atau rumus merupakan hubungan antara beberapa konsep.Misalnya,  dalam berdagang “Jikapenjualan lebih besar daripada  modalmaka akan terjadi laba atau untung”. Konsep-konsep dalam jual beli tersebutmeliputi penjualan, biaya modal, laba, untung, dan konsep “lebih besar”.
Selainitu, penguasaan atas suatu konsep digunakan untuk menggenerali-sasi danmembedakan. Contoh, seorang anak yang telah memahami konsep “jam adalah alatpenunjuk  waktu”, akan dapatmenggeneralisasi bahwa bagaimanapun berbeda-beda bentuk dan ukurannya, dapatmenyimpulkan bahwa benda tersebut adalah jam.
Penerapanatau penggunaan prinsip adalah untuk memecahkan masalah pada kasus-kasus lain.Contoh, seorang peserta didik  yang telahmampu menghitung luas persegi panjang setelah mempelajari rumusnya,  dapat menentukan luas persegi panjang di manapun dan berapa pun besarnya panjang dan lebar persegi panjang yang harusdihitung luasnya.
Penggunaanmateri prosedur adalah untuk dikerjakan atau dipraktikkan. Seorang peserta didik yang telah menguasai cara danberlatih  mengendarai sepeda motor, dapatmengendarai sepeda motor tersebut.
Penggunaanprosedur (psikomotorik) adalah untukmengerjakan tugas atau melakukan suatu perbuatan. Sebagai contoh, peserta didikdapat mengendarai sepeda motor setelah menguasai langkah-langkah atau prosedurmengendarai sepeda motor. Penggunaan materi sikap adalah berperilaku sesuainilai atau sikap yang telah dipelajari. Misalnya, peserta didik berhemat airdalam mandi dan mencuci setelah mendapatkan pelajaran tentang pentingnyabersikap hemat.
c.        Menemukan
Penemuandi sini adalah menemukan cara memecahkan masalah-masalah baru denganmenggunakan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajari.Menemukan, merupakan hasil belajar tingkat tinggi. Gagne (1987) menyebutnyasebagai penerapan strategi kognitif. Misalnya, setelah mempelajari hukum bejanaberhubungan seorang peserta didik dapat membuat peralatan penyiram pot gantungmenggunakan pipa-pipa paralon. Contoh lain, setelah mempelajari sifat-sifatangin yang mampu memutar baling-baling peserta didik dapat membuat prototipe, model, atau maket sumurkincir angin untuk mendapatkan air tanah.
d.       Memilih
Memilih di sinimenyangkut aspek afektif atau sikap. Yang dimaksudkan dengan memilih di siniadalah memilih untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Misalnya memilihmembaca novel daripada membaca tulisan ilmiah. Memilih mentaati peraturan lalulintas tetapi terlambat masuk sekolah atau memilih melanggar tetapi tidakterlambat, dsb. (………. Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran)

2.      KompetensiAspek Psikomotor
Kompetensi aspek psikomotor adalah kompetensi yangberkenaan dengan gerak otot, keterampilam motorik, atau gerak yang membutuhkankoordinasi otot. Kompetensi aspek psikomotor juga diartikan sebagai perilakuyang berkaitan dengan keterampilan (skill)yang bersifat manual atau motorik. Kompetensi aspek psikomotor menurutHarrow  (1972) terdiri atas lima jenjangdari yang terendah ke tertinggi:
a.      gerak refleks (reflexmovements);
b.     gerak dasar (basicfundamental movements);
c.      kemampuan perseptual( perceptual abilities);
d.     gerak fisik (physicalabilities);
e.      gerak terampil (skilledmovements)
f.      komunikasi non-diskursip (non-discursive communication).
Menurut Depdiknas (2004, 1-2),1) gerak refleks adalah respons motorik ketika bayi lahir atau gerak yangotomatis karena sudah terampil melakukan gerak tersebut. 2) Gerak dasar adalahgerak yang diperlukan untuk mencapai suatu keterampilan yang kompleks. (c)Kemampuan perseptual adalah kombinasi kemampuan kognitif dan kemampuan motorikatau gerak. (d)  kemampuan fisik adalahkemampuan untuk mengembangkan gerakan tubuh dengan keterampilan paling tinggi.(e) Gerak terampil adalah gerak yang memerlukan kegiatan belajar, sepertiketerampilan berolah raga. (f) Komunikasi non-diskusip adalah kemampuanberkomunikasi dengan menggunakan gerakan. (Sukardjo. 2011)
FormatPenilaian Aspek Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
No
Nama Siswa
Kognitif
Afektif
Psikomotor
1
2
3
4
1
2
3
4
5
1
2
1.












2.












3.












4.












5.












6.












7.












8.












9.












10.












11.












12.












13.












14.












15.












16.












17.












18.












19.












20.












21.












22.












23.












24.












25.












26.












27.












28.












29.












30.












31.












32.












33.












34.












35.












36.












37.












38.












39.












40.












Keterangan :
Aspek kognitif yang dinilai:
1.     Penilaianlembar rangkuman sebelum pembelajaran dimulai.
2.     Penilaianlembar kuis setelah pembelajaran berakhir.
Aspek afektif yang dinilai:
1.     Keberanian.
2.     Antusias.
3.     Tenggangrasa.
4.     Keseriusan.
5.     Keaktifan.
Aspek psikomotor yang dinilai:
1.     Keterampilanmengamati dan menganalisis percobaan yang dilakukan.
2.     Keterampilanberkomunikasi dan berdiskusi dalam diskusi kelompok ketika melakukan praktikum
PENILAIAN ASPEK KOGNITIF
Tujuan             : Mengukur ketercapaian indikator dalamsub materi pokok bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari melalui test formatifyang dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung.
Nama               :
Kelas               :
Materi              :Bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari

No
Aspek yang dinilai
Skor
(0 - 100)
Keterangan


1.
Penilaian lembar tabel pengamatan mengenai kemasan produk pembersih, pewangi, pemutih dan pembasmi serangga.



2.
Penilaian lembar jawaban (LKS) Mengetahui efek penggunaan bahan pemutih terhadap kesehatan lingkungan.



3.
Penilaian lembar jawaban (LKS) Mengetahui pengaruh bahan pengawet terhadap daya tahan hidup hewan dan tumbuhan



4.
Penilaian lembar evaluasi setelah pembelajaran berakhir.



TOTAL SKOR KOGNITIF




Penilaian lembar tabel pengamatan mengenai kemasan produkpembersih, pewangi, pemutih dan pembasmi serangga, sebelum pembelajarandimulai.
·        Sangatbaik (lembar tabelpengamatan sesuai dengan yang dipelajari ) = >75
·        Baik (lembar tabel pengamatan kurang sesuai dengan yangdipelajari) = 75>x>50
·        Tidakbaik (Tidak merangkum )= <50

Penilaian lembar jawaban (LKS) Mengetahui efek penggunaanbahan pemutih terhadap kesehatan lingkungan.
·        Sangatbaik (lembar tabelpengamatan sesuai dengan yang dipelajari ) = >75
·        Baik (lembar tabel pengamatan kurang sesuai dengan yangdipelajari) = 75>x>50
·        Tidakbaik (Tidak merangkum )= <50

Penilaian lembar jawaban (LKS) Mengetahui pengaruh bahanpengawet terhadap daya tahan hidup hewan dan tumbuhan
·        Sangatbaik (lembar tabelpengamatan sesuai dengan yang dipelajari ) = >75
·        Baik (lembar tabel pengamatan kurang sesuai dengan yangdipelajari) = 75>x>50
·        Tidakbaik (Tidak merangkum )= <50

Penilaian lembar evaluasi setelah pembelajaran berakhir.
·        Sangatbaik (nilai dengannilai benar semua)= 100
·        Baik (nilai dengan benar setengah dari jumlah soal) =100>x>0
·        Tidakbaik (salah semua ) =<0
Penilaian Akhir Adalah :
 
(……..)

PENILAIAN ASPEK AFEKTIF
Tujuan             :Mengukursikap siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
Nama               :
Kelas               :
Materi              :Bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari.

Sikap dan Nilai
Nama Siswa



Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
1.      Memperhatikan penjelasan guru.






2.      Memperhatikan media pembelajaran.






3.      Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.






4.      Memperhatikan fenomena yang terjadi dalam praktikum.






5.      Mengikuti praktikum dengan sungguh-sungguh.






6.      Serius dalam mengikuti pembelajaran.






7.      Kerjasama dalam praktikum.






8.      Diskusi dalam kelompok berjalan secara efektif dan kondusif.






9.      Mampu menyimpulkan hasil pembelajaran






10.  Mampu menjelaskan kembali pembelajaran yang sudah   dilakukan dengan konteks lain.






11.  Mengomentari gagasan dari teman sekelompok agar gagasan tersebut menjadi lebih sempurna






12.  Mengungkapkan gagasan apabila mempunyai ide yang lebih baik dari yang sudah ada






Keterangan:  Sangat baik (2), Baik (1),  Tidak Baik (0)

Rentang penilaian :   
Memperhatikan penjelasan guru
·     Sangatbaik (Memperhatikanguru dengan serius, tidak bercanda dengan teman, dan antusias dalampembelajaran) = 2
·     Baik (Memperhatikan penjelasan guru, sesekali bercanda denganteman) = 1
·     Tidakbaik (Tidakmemperhatikan penjelasan guru, sering bercanda dengan teman) = 0

Memperhatikan media pembelajaran
·     Sangatbaik (Memperhatikandengan serius, tidak bercanda dengan teman, dan antusias melihat mediapembelajaran) = 2
·     Baik(Memperhatikan mediapembelajaran, sesekali bercanda dengan teman) = 1
·     Tidakbaik (Tidakmemperhatikan media pembelajaran, sering bercanda dengan teman) = 0

Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru
·     Sangatbaik (MenjawabPertanyaan yang diajukan guru dengan jawaban yang sesuai dengan yangditanyakan) = 2
·     Baik(Menjawab pertanyaan yangdiajukan guru kurang tepat dari yang ditanyakan) = 1
·     Tidakbaik (Tidak menjawabpertanyaan yang diajukan guru) = 0
Memperhatikanfenomena yang terjadi dalam praktikum
·     Sangatbaik (Memperhatikandengan antusias) = 2
·     Baik (Hanya melihat saja, tidak tertarik dengan fenomena) = 1
·     Tidakbaik (Acuh terhadapfenomena yang terjadi) = 0

Mengikuti praktikumdengan sungguh-sungguh
·     Sangatbaik (Mengikutipraktikum dengan sungguh-sungguh) = 2
·     Baik (Mengikuti praktikum sesekali sesekali bercanda denganteman ) = 1
·     Tidakbaik (Tidak mengikutipraktikum dengan sungguh-sungguh) = 0
Serius dalam mengikuti pembelajaran
·     Sangatbaik (Antusias dalammengikuti pembelajaran, tidak bercanda selama pembelajaran) = 2
·     Baik (Antusias dalam mengikuti pembelajaran, sesekalibercanda dengan teman) = 1
·     Tidakbaik (Tidak mengikutipembelajaran dengan baik, sering bercanda dengan teman) = 0
Kerjasama dalam praktikum
·     Sangatbaik (Melakukankerjasama bersama teman kelompok praktikum) = 2
·     Baik (Melakukan kerjasama bersama teman kelompok sesekalisaja) = 1
·     Tidakbaik (Tidak melakukankerjasama dengan teman kelompok praktikum) = 0
Diskusi dalam kelompok berjalansecara efektif dan kondusif.
·     Sangatbaik Seringmendiskusikan prosedur, pengamatan dan hasil praktikum) = 2
·     Baik (Mendiskusikan pengamatan dan hasil praktikum saja) = 1
·     Tidakbaik (Tidak pernahberdiskusi) = 0
Mampu menyimpulkan hasilpembelajaran .
·     Sangatbaik (Dapatmenyimpulkan hasil pembelajaran kesekuruhan ) = 2
·     Baik(Dapat menyimpulkan hasilpembelajaran  sebagian saja ) = 1
·     Tidakbaik (Tidak dapatmenyimpulkan hasil pembelajaran) = 0
Mampu menjelaskan kembali pembelajaran yang sudah dilakukan dengan kontekslain        
·     Sangatbaik (Dapat menjelaskankembali pembelajarn yang sudah dilakukan dengan contoh lain yang diajukan guru) = 2
·     Baik(Dapat menjelaskan kembalipembelajaran yang sudah dilakukan dengan contoh lain yang diajukan guru tetapikurang terstruktur) = 1
·     Tidakbaik ( tidak dapatmenjelaskan kembali pembelajarn yang sudah dilakukan dengan contoh lain yangdiajukan guru) = 0
Mengomentari gagasan dari temansekelompok agar gagasan tersebut menjadi lebih sempurna
·     Sangatbaik (Seringmendiskusikan prosedur, pengamatan dan hasil praktikum) = 2
·     Baik(Mendiskusikan pengamatan danhasil praktikum saja) = 1
·     Tidakbaik (Tidak pernahberdiskusi) = 0

Saya akan mengungkapkan gagasan apabila mempunyai ide yang lebih baikdari yang sudah ada
·     Sangatbaik (Dapatmengungkapkan gagasan yang baik dan sesuai dengan pembelajaran yang dilakukan)= 2
·     Baik(Dapat mengungkapkan gagasanyang kurang sesuai dengan pembelajaran yang dilakukan) = 1
·     Tidakbaik (Tidak dapatmengungkapkan gagasan sedikitpun) = 0

Penilaian akhir adalah :
PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTOR
Tujuan             : Mengukur keterampilan proses sains siswapada saat pembelajaran berlangsung.
Nama               :
Kelas               :
Materi              :Bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari
Praktikum1
No
Aspek yang dinilai
Skor
Skor Maksimum
Keterangan
1
2
3
1.
Keterampilan mengamati efek penggunaan bahan pemutih terhadap kesehatan lingkungan saat percobaan berlangsung.





2
Menganalisis hasil percobaaan efek penggunaan bahan pemutih terhadap kesehatan lingkungan saat percobaan berlangsung.





3.
Keterampilan berkomunikasi ketika diskusi kelompok





4.
Berdiskusi dalam diskusi kelompok setelah percobaan efek penggunaan bahan pemutih terhadap kesehatan lingkungan selesai dilakukan






Praktikum2
No
Aspek yang dinilai
Skor
Skor Maksimum
Keterangan
1
2
3
1.
Keterampilan mengamati pengaruh bahan pengawet terhadap daya tahan hidup hewan dan tumbuhan saat percobaan berlangsung.





2
Menganalisis hasil percobaaan pengaruh bahan pengawet terhadap daya tahan hidup hewan dan tumbuhan saat percobaan berlangsung.





3.
Keterampilan berkomunikasi ketika diskusi kelompok





4.
Berdiskusi dalam diskusi kelompok setelah percobaan pengaruh bahan pengawet terhadap daya tahan hidup hewan dan tumbuhan selesai dilakukan






Dengankategori
1: Baik sekali
2: Baik
3: Cukup

Penilaian Terakhir :
(Anonim)










BAB III
KESIMPULAN

A.     StandarKompetensi Lulusan (SKL) adalah kompetensi yang harus dikuasai oleh pesertadidik agar dapat lulus dari suatu jenis dan jenjang pendidikan sedangkan Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran adalahukuran tertentu yang dipakai sebagai patokan oleh guru tentang kemampuan yangharus dikuasai dan dapat dilakukan peserta didik setelah mengikuti prosespembelajaran suatu materi pokok mata pelajaran. SK peserta didik dalamsuatu mata pelajaran dijabarkan dari SKL lulusan.
Standar Kompetensi (SK) matapelajaran adalah ukuran tertentu yang dipakai sebagai patokan oleh guru tentangkemampuan yang harus dikuasai dan dapat dilakukan peserta didik setelahmengikuti proses pembelajaran suatu materi pokok mata pelajaran sedangkan Kompetensi dasar sering disebut sebagai kemampuan minimalyang harus dikuasai peserta didik setelah mempelajari uraian materi pokoktertentu. Kompetensi dasar ini berupa penjabaran dari standar kompetensi
B.    Indikator pencapaian merupakan indikatorpencapaian  hasil belajar IPA dan berupajabaran kompetensi dasar yang bersifat lebih spesifik, serta dapat dijadikanukuran untuk menilai ketercapaian hasil belajar. Indikator pencapaiandikembangkan dari kompetensi dasar dengan menggunakan kata kerja yangoperasional dan cakupan materinya terbatas. Setiap kompetensi dasar dapatdijabarkan menjadi tiga atau lebih indikator.
C.    Standar kompetensi dan kompetensi dasar memilikihubungan yang erat dengan  penilaian  hasil belajar. Ulangan akhir semester  bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pesertadidik telah menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaranIPA dalam semester tersebut.
D.   Kompetensi aspek kognitif adalah kompetensi yangberkenaan dengan kemampuan mengingat kembali atau mengenal  terhadap pengetahuan dan pengembangankemampuan intelektual dan keterampilan berfikir.Kompetensi aspek kognitif juga diartikan sebagai kompetensi yang berhubungandengan mengingat dan  memikir. Saat ini, aspek kognitif di atas telah diperbaharuiyaitu dengan memilah menjadi dua, dimensi proses kognitif yang berupa katakerja dan dimensi pengetahuan yang berupa kata benda.
E.    Kompetensi aspek afektif adalah kompetensi yangberkenaan dengan minat, sikap, nilai serta penghargaan, dan penyesuaian diri.Kompetensi aspek afektif juga diartikan sebagai kemampuan yang berkaitan dengansikap, nilai-nilai, interes, apresiasi (penghargaan), dan penyesuaian perasaansosial.
Kompetensiaspek psikomotor adalah kompetensi yang berkenaan dengan gerak otot,keterampilam motorik, atau gerak yang membutuhkan koordinasi otot. Kompetensiaspek psikomotor juga diartikan sebagai perilaku yang berkaitan denganketerampilan (skill) yang bersifatmanual atau motorik.




















DAFTAR PUSTAKA

 

Anonim. Format Penilaian AspekKognitif, Afektif, dan Psikomotor. Diambil pada tanggal 17 September 2011dari http://images.bintuahmad.multiply.multiplycontent.com
 
Anonim. 2008. Panduan PengembanganMateri Pembelajaran. Diambil pada tanggal 17 September 2011 dari http://smpn1pasarkemis.files.wordpress.com/2008/12/4-panduan-pengembangan-materi-pembelajaran.pdf

Anonim. Standar Kompetensi Lulusan. Diambil pada tanggal 18 September 2011dari http://bsnp-indonesia.org/id/?page_id=63/

Anonim. Peraturan menteri pendidikan nasional Nomor23 tahun 2006 tanggal 23 mei 2006 Standar kompetensi lulusan (skl) diambil pada 17 September 2011 dari http://www.puskur.net/download/uu/21SKLSatPend_KelMapel.pdf

Dwi  Purnomo. 2010.Pengertian Kurikulum, Standar Kompetensi dan KompetensiDasar. Diambil pada tanggal 17 September 2011 dari http://dwipurnomoikipbu.files.wordpress.com/2010/10/pengertian-kurikulum-04-sk-dan-kd



Sukardjo. 2011. Penilaian Dan Evaluasi Pembelajaran  IPA. UNY: Yogyakarta.


Zaifbio. 2010. Panduan PengembanganIndikator. Diambil pada 17 September 2011 dari http://zaifbio.wordpress.com/2010/04/29/panduan-pengembangan-indikator/







KATAPENGANTAR

Pujidan syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yangtelah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita sehinggadapat menyelesaikan makalah dengan judul “Tujuan Pembelajaran IPA dalam BentukKompetisi” sebagai tugas mata kuliah Penilaian dan Evaluasi Pendidikan IPA.Sholawat serta salam senantiasa kami curahkan juga kepada junjungan kitaNabiyullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan umat-Nya yang selaluberistiqomah di jalan-Nya.
Tak  lupa kami selaku mahasiswa mengucapkanterimakasih dikarenakan telah suksesnya penyusunan makalah ini kepada:
1.      Prof.Sukardjo selaku dosen pengampu mata kuliah Penilaian dan Evaluasi PendidikanIPA.
2.      Teman-temanyang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Kamimenyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kesalahan dankekurangan, Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembacayang bersifat membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dandapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk lebih memperhatikan duniapendidikan.

                                                                                    Yogyakarta,   September 2011

                                                                                                           

Penyusun





ii
 

DAFTARISI

HALAMANJUDUL............................................................................................         i
KATAPENGANTAR..........................................................................................        ii
DAFTARISI........................................................................................................       iii

BABI PENDAHULUAN
A.    LatarBelakang..........................................................................................        1
B.     Tujuan........................................................................................................        2

BABII PEMBAHASAN
A.    PerbedaanStandar Kompetensi Lulusan dengan Standar Kompetensi dan Standar Kompetensidengan Kompetensi Dasar ....................................................................................        3
B.     PenjabaranKompetensi Dasar Menjadi Indikator Pencapaian Hasil Belajar                         9
C.     Hubunganantara Kompetensi Pembelajaran dengan Penilaian hasil Belajar IPA                  18
D.    TaksonomiKompetensi Pembelajaran pada Aspek Kognitif....................      18
E.     KompeensiPembelajaran Aspek Afektif dan aspek Psikomotor..............      24

BABIII KESIMPULAN
A.    Kesimpulan................................................................................................      38

DAFTARPUSTAKA...........................................................................................      39
iii
 

No comments:

Post a Comment